Diawali dengan " Bismillahirrohmanirrahim.."

The Science without Religion is blind,
The Religion without science is lame"

muhammadfahriapriyanto.blogspot.com
“Lima hal ini (waktu muda, masa sehat, masa luang, masa kaya dan waktu ketika hidup) barulah seseorang betul-betul mengetahui nilainya setelah kelima hal tersebut hilang.”
(At Taisir Bi Syarh Al Jami’ Ash Shogir, 1/356)

YUK.. BROWSING SAMBIL BELAJAR...

Jumat, 08 Juni 2012

Hebatnya Otak Kita ( Manusia )

Saya menyukai artikel ini..
Mudah-mudahan bisa bermanfaat..
Pernahkah kita merasa heran tatkala membaca sebuah buku sains atau teknik yang sangat  tebal, terdiri dari ratusan bahkan ribuan halaman, lalu  terbersit pertanyaan di benak kita?siapa ya penulis buku itu? hebat sekali ya penulisnya, padahal ilmu itu kan gak gampang? aku aja yang  baru baca 1 lembar, dengan diulang berkali-kali belum nangkap isinya apa? bagaimana kalau puluhan, ratusan lembar, berapa hari atau bulan yang harus aku habiskan untuk membaca buku ini dan memahaminya?
Pertanyaan selanjutnya, lha kok bisa yaa penulis itu, betapa cerdasnya orang itu. Padahal kita kan sama-sama manusia, makan-nya sama, minumnya sama, tidurnya juga sama. lalu kenapa aku sulit sekali mencerna buku itu sekalipun hanya beberapa halaman, sementara penulis itu mampu merampungkan penulisan buku itu dengan sempurna.  Sebenarnya gak ada yang mengherankan pada kasus diatas,  yang benar-benar mengherankan bila kita tahu bahwa penulis itu usinya masih dibawah 30 tahun. Kalau kita cermati, rata-rata penulis sebuah buku yang menurut kita amat tebal, amat susah dipahami, adalah diatas 50 tahun.  Dan rata-rata gelar mereka adalah doktor. Ditambah dengan berbagai pengalaman mengajar dan meneliti, tidak ada hal yang sulit bagi mereka. Mereka mudah saja menuangkan segenap ilmu yang mereka miliki kedalam tulisan-tulisan yang selanjutnya disebarkan ke berbagai negara. Dengan pengalaman mengajar dan meneliti bertahun-tahun, otak mereka dengan sendirinya akan terprogram. Bahkan saya yakin tanpa terpaku dengan buku, mereka akan sangat mudah menjelaskan dan menguraikan  informasi atau pengetahuan yang terkandung dalam suatu  objek yang dikaji. Kata kuncinya adalah PENGULANGAN!!
Penting sekali bagi penuntut ilmu atau pengajar untuk selalu mengulang-ulang sebuah informasi atau pengetahuan yang dia dapat. Dengan semakin sering diulang, maka semakin menancap kuat di memori kita. Teringat sebuah cerita nyata, bahwa ada seseorang yang dikenal ‘alim, ketika menelaah sebuah kitab selalu mengulanginya hingga 5000 kali, bahkan sampai-sampai neneknya hafal seluruh isi yang terkandung dalam  kitab itu tanpa kurang dan lebih. Subhanallah!!! Ketika neneknya bosan mendengar suara bacaan/hafalan cucunya dan meminta cucunya untuk tidak  membaca/menghafal dengan bersuara, maka apa yang terjadi, beberapa bulan kemudian, sebagian dan bahkan seluruh hafalan dari nenek itu akhirnya hilang.
Pernahkah dalam benak kita terbersit kata-kata seperti ini, koq pemahaman dan penafsiran saya lain yaa ketika baca tulisan ini setelah 5 kali diulang-ulang dibandingkan ketika saya membaca dan memahami artikel itu pertama kali.  Sebenarnya sudah menjadi karakter manusia itu tidak suka mengulang, manusia cenderung menyukai hal-hal atau sesuatu yang baru. Sehingga, para penulis buku itu sebenarnya para pendidik dan pengajar yang karena dipaksa oleh suatu kondisi, membuat mereka harus mengulang kembali dalam mengajarkan dan mentransformasikan ilmunya kepada peserta didik yang baru. Bukankah setiap tahun, generasi baru dari peserta didik muncul? dan apakah materi  yang disampaikan berbeda dengan tahun sebelumnya? tentu tidak berbeda, kalaupun berbeda, tapi tidak banyak yaitu adanya penambahan materi yang uptodate dan evaluasi/revisi bila ada kesalahan menyampaikan materi ditahun sebelumnya.
Oleh karenya, kita bisa juga seperti mereka, bahkan dengan usia kita yang jauh lebih muda dari mereka tapi sudah mampu menulis buku bila kita bersungguh-sungguh melejitkan kemampuan kita. Caranya gimana? Kita manfaatkan waktu kita dengan sebaik-baiknya, kikis wasting time kita, budayakan kebiasaan membaca di tengah-tengah keluarga kita. Jadikan diri kita mencintai buku dan hobi membaca. Menurut survei, Indonesia masuk rangking 5 terbawah diantara negara-negara yang membudayakan baca buku. Coba, Anda hitung berapa orang yang menyempatkan membaca buku tatkala sedang berada di dalam bus, misalnya,  atau sedang menunggu. paling tidak lebih dari 3 orang. Namun bila Anda berada di luar negeri, seperti korea selatan yang sekarang menjadi negara yang maju pesat, padahal 16 tahun silam menjadi negara terpuruk, lebih terpuruk dari Indonesia, banyak sekali pemandangan dimana orang membaca buku di jalan-jalan, tempat-tempat umum, stasiun, terminal, rumah sakit, rumah makan dan lain-lain. Pertanyaanya, Kapan Indonesia seperti mereka?? Mulai dari sekarang, diri sendiri dan saat ini!

Sumber : Bp. Taufik ( Dosen Kalkulus di UNISMA 45 bekasi )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar