Mukaddimah :
·
Tidak ada perkara hati yang paling mulia yaitu Rasa
syukur yang begitu besar kepada kita yang telah memberikan kenikmatan kemudian
melengkapinya dengan keberkahan.
·
Ada orang yang diberi kenikmatan oleh Allah
tetapi tidak diberi keberkahan
·
Para ulama salaf waktu ditanya, apa itu tanda
keberkahan dalam kehidupan ?
Diantaranya mereka menjawab bahwa tanda keberkahan kehidupan adalah maa yuzidunafi to’ath ( sesuatu yang
senantiasa menambah ketaatan kita, itulah yang dinamakan tanda berkah.
Ada orang yang diberi kenikmatan oleh Allah tetapi tidak berkah, jadi
setiap satu rupiah yang ia dapat tidak membuat ia untuk mendekatkan diri kita
apada Allah, dan sebaliknya..
Beruntung apabila ada seorang hamba yang diberi kenikmatan yang
dilengkapi keberkahan, sehingga setiap satu rupiah nikmat yang kita dapat
menambah satu ketakatan.
Semoga kita senantiasa diberi kenikmatan oleh Allah serta diberi
keberkahannya.
·
Hadist Nabi : Ketika Anak adam mati, seluruh
perkara amalan terputus kecuali 3 perkara :
Ilmu yang bermanfaat, Anak yang sholeh, dan Shodqah jariyah.
·
Kita telah menjadi alum madrasah besar, yaitu
alumni madrasah ramadhan.
·
Hadist Rasulullah,
“berapa banyak seseorang yang mendapatkan bulan ramadhan, tidak
mendapatkan apa apa kecuali mendapatkan lapar dahaga.
·
Orang yang celaka adalah dalam hadist Nabi.
“Orang yang diberi kesempatan berkali-kali
Ramadhan, ramdhannya selesai, ramadhannya sempurna, tetapi ia tidak mendapatkan
ampunan dari Allah SWT”
·
Siapakah orang yang celaka itu ? Hadist riwayat
ahmad, Rasulullah ketika naik hendak berkhutbah nabi berkata “.... Amin, ...
Amin, ... Amin”
Sahabat berkata, ya Rasul apa yang
engkau amini.. Rasul menjawab bahwa “Aku
ini telah mengaminkan doa dari malaikat Jibril :
Sahabat berkata : apa yang engkau
aminkan doa malaikat Jibril.
Rasul berkata :
1.
Celaka seorang anak yang jika menjumpai orang
tuanya sudah tua renta (sepuh) tetapi ia tidak mendapatkan syurga.
Pintu syurga terbuka lebar ketika kita
menjumpai orang tua kita sudah tua renta, karena terdapat kebaikan yang
berpahala besar ketika anak tersebut berbakti pada saat orang tuanya sudah tua
renta. Bahkan sabarnya kita karena mengurus orang tua yang sudah tua renta itu
berpahala, ini baru sekedar bersabar lho..
2.
Celaka seorang umat jika diberi kesempatan
mendapatkan bulan ramadhan tetapi tidak mendapatkan ampunan dari Allah.
Ini adalah umat yang celaka setelah
bulan ramadhan tetapi Allah tidak mengampuni dosa-dosanya.
Celaka orang yang jika disebutkan nama Muhammad tetapi ia tidak
bersholawat.
·
Inilah yang mendorong kita untuk bermuhasabah
diri bahwa setelah ramadhan apakah ketaatan yang telah kita kerjakan diterima
atau sama sekali tidak diterima oleh Allah.
Karena sungguh nabi mengingatkan berpaa
banyak orang yang tidak mendapatkan pahala.
·
Imam Ibnu Qudamah, didalam kitabnya Lathoiful
maarif bab Ramadhan, beliau menjelaskan
Setiap amal yang diterima oleh Allah
pasti meninggalkan bekas, dan pengaruh kebaikan dalam kehidupan kita., kalaulah
kita makan amak kenyang kalau minum maka menghilangkan dahaga..
Maka sungguh amal apalbila terangkat
kelangit, membuka pintu langit, dicatat sebagai amal kebaikan kita, maka
sungguh amal tersebut pasti akan meninggalkan sebuah bekas yaitu ketaatan yang
lebih baik.
Ada 5 tanda jika amalan Ramadhan kita
diterima adalah
I.
Jazaul
khasanati al khasanatu ba’daha
Imam Ibnu Rajab al-hambali menerangkan
Sungguh sebuah amal apabila diterima oleh Allah, apabila amal itu terangkat ke
langit, dibawa oleh malaikat-malaikat pencatat amal kepada Allah lalu kemudian
amal itu diterima oleh Allah maka tanda nya adalah Allah akan berikan kekuatan
dan ketaatan yang lebih besar kepadanya setelah ketaatan nya.
Maka jika ramadhan diterima ia bukan
hanya menjalankan ketaatan disatu musim yaitu musim ramadhan , tetapi ia akan
menjaga ketaatannya yang lebih besar setelah ramadhan.
Orang yang termasuk penduduk syurga kata
beliau (Imam Qudamah) adalah al-amal
ba’da ta’ath (mampu mendatangkan
ketaatan setelah ketaatan).
Karena sungguh barangsiapa yang diterima
amal ibadahnya apapun itu maka tanda diterimany amal itu Allah jadikan ia lebih
baik kehidupan amalnya setelah ia menyelesaikan kehidupan amalny yang telah ia
kerjakan.
-
Orang yang umrahnya diterima atau tidak , perhatikan
grafik ketaatannya sebelum dan sesudah umrah.
Kalau ada orang yang setelah umrah
kemudian berubah asalnya dia tidak pernah datang ke masjid (sholat berjamaah),
tidak pernah bermuamalah dengan Quran, tetapi setelah pasca ia pulangnya dari
Umrah lalu dia senantiasa menjaga ketatannya dia menjaga shalat jamaahnya sebagaimana
ia menjaga shalatny ketik umrah, dia selalu bermualamah dengan Quran
sebagaimana ketika ia menunggu waktu datangnya adzan dimasjid Nabawi / Masjidil
Haram, maka sungguh itu berarti tanda amal umrahnya diterima oleh Allah
sehingga Allah ketika menerima amal dari seorang hamba Allah memberikan sesuatu
yang sepadan dengan amal, yaitu ketataan
yang lebih besar.
Ketika
menjalankan ketaatan dibulan Ramadhan itu menurut ana wajar, karena nuansanya
itu nuansa ibadah. Orang berduyun-duyun datang ke masjid, tetapi yang paling sulit adalah bagaimana
melahirkan ketaatan setalah ramadhan itu usai, itulah menjadikan pembeda
manakah diantara mereka yang diterima amalanya dibulan ramadhan dan yang tidak
diterima.
Dalilnya
adalah dalam surat Al-lail ayat ke 5-10 : (perhatikan apa yang dikatakan oleh
Allah didalam Arys nya ) :
Kemudian
imam ibnu rajab mengambil istidlal/ kesimpulan dari perkataan yang ia jelaskan
dengan perkataan Allah ini :
(5) Adapun orang yang memberikan (hartanya
di jalan Allah) dan kemudian bertakwa, (6) dan membenarkan tentang adanya
pahala yang terbaik (surga), (7) maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan
yang mudah.
Karena
sungguh ketika amal yang kita lakukan diterima Allah maka sungguh itu akan
memudahkan kita untuk melakukan amal lebih baik setelahnya.
(8) Dan adapun orang-orang yang bakhil dan
merasa dirinya cukup, (9) serta mendustakan pahala yang terbaik, (10) maka
kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.
Amal apabila diterima oleh Allah itu bagaikan
magnet yang mampu menarik kepada amal yang setelahnya, karena barang siapa yang
tidak dijadikan lebih baik maka sesungguhnya itu mungkin tanda bahwa ia
merupakan amalnya yang tidak diterima oleh Allah.
Kemudian
beliau meneruskan Wajazau sayyiati
assayiatu ba’daha ( Amal apabila tidak diterima oleh allah entah tidak
Ihklasnya, tidak iktibanya kepadanya kepada Rasul, karena tidak ada kualitas
dari amal yang dikerjakannya, maka ia
akan diberikan Allah keburukan amal setelah. )
-
Ada orang yang mampu Haji, tetapi setelah haji
ia tidak mau berubah, Akhlaknya penuh dengan keburukan, senantiasa tetangganya
tidak pernah merasa aman berdampingan dengan dia,
Ada orang yang mencari ilmu begitu lama,
tapi bukan akhlak yang terbentuk tetapi malah justru keburukan akhlaknya, orang
membenci dia bukan karena kebenaran, tetapi orang membenci dia karena Akhlaknya
yang buruk, padahal dibenci karena akhlak itu musibah
-
Dibenci karena kebenaran adalah anugerah, tetapi
dibenci karena akhlaknya itulah musibah.
Rasulullah itu dibenci bukan karena
akhlaknya tetapi Rasulullah itu dibenci karena kebenarannya,
Ada orang yang ketika bulan ramadhan
menjalankan ketaatan setelah ramadhan itu selesai, selesai pula rangkaian
ketaatannya,
Ketika Ramadhan menutup auratnya,
membuat target 1 hari 1 jus, Menguras kantongnya untuk ia titipkan dijalan
Allah , tetapi ketika Ramadhan itu selesai selesai pulalah ketaatan ramadhan
yang ia kerjakan..dan ia hanya mengenal Allah saat Ramadhan saja.. padahal :
-
Abdullah bin Mas’udin mengatakan “sungguh orang yang paling buruk dikolong
langit adalah orang yang mengenal Allah dan ketaatan hanya dibulan ramadhan
saja”
Inilah
yang menjadi perkara untuk kita bermuhasabah, maka kita perhatikan ketaatan
kita dibulan Syawal, Dzul hijjah, Dzul qoddah,
Maka
setidaknya sebagaimana kita mampu melahirkan ketaatan dibulan Ramadhan sungguh
menjalankan ketaatan itu bukanlah hanya disatu musim, tetapi menjalankan
ketaatan adalah dalam setiap musim, bagaimana kita berubudiyah menghambkan diri
kepada Allah.
Marilah
kita merenungkan diri kita, apakah kita berubah mendapatkan ketaatan setelah
bulan ramadhan.
-
Mampu tetap tarawih
-
Mampu tetep tilawah
Ustman Bin Affan mengatakan bahwa “tanda bersihnya hati kita adalah ketika seorang
membaca ayat alquran maka Allah tidak akan berikan rasa kenyang/ capek atas apa
yang kita baca” kalau hati kita bersih.
Kalau kita mampu melaksakan ibadah
dibulan ramadhan maka itulah yan menjadi pegangan
Karena
hari ini kita sedang dinilai oleh Allah apakah kita menjadi lebih baik atau
lebih baik buruk setelah menjalani bulan
Ramadhan.
II.
Ziyadatuhum
khaufan
Ketika amal ibadahnya diterima oleh
Allah, maka Allah akan mengisi kekosongan hatinya, dengan dijadikan kepadanya
rasa takut dan khuwatir
Abdul Qasyim Al Muhammad mengatakan :
“Sesuatu yang paling mahal yang
didapatkan hatinya adalah rasa takut, rasa khawatir,”
Assyaitonu
yaidukumul faqra ( sesugguhnya syaiton itu membuat rasa takut terhadapat
harta yang kita miliki)
Sudah terkumpul banyak nol rupiah
didalam rekening kita, tetapi kita masih khawatir jangan-jangan anak-anak dan
keluarga saya tidak cukup setelah saya mati, tetapi sebaliknya kata
Imam ibnu rajab mengatakan :
-
Kita diberikan rasa takut oleh syetan tentang
harta dunia kita.
Sesungghunya syetan itu membuat rasa
khawatir kepada diri kita akan kekurangan harta, padahal harta kita banyak
Sebaliknya
-
Allah itu membalik perasaan kita bahwa kita
khawatir apabila amalan kita tidak diterima oleh Allah sehingga kita tidak
mencukupkan yang wajib, artinya senantisa berbuat ketaatan yang sunah.
Rasa takut itu berat dan susah, karena
kita jarang pernah memikirkan apakah amal kita diterima atau tidak.
Ketika rasa takut ini membuncah didalam
hati orang-orang mukmin, maka ia tidak akan pernah cukup ketika beramal dan
beribadah.
Dia merasa shalat wajibnya tidak
diterima oleh Allah, dia akan melaksanakan sholat sunnah, ketika ramadhan dia
merasa belum tentu diterima oleh Allah maka dia akan melaksanakan shalat
sunnah, ketika ia merasa shalat tarawihnya tidak diterima oleh Allah maka ia
merasa tidak cukup kemudiaan akan melaksanakan qiyamul lail untuk menggantikan
kekurangan shalat tarawihnya ketika bulan ramadhan.
Rasa takut itu berat, susah dan mahal
harganya berapa banyak dari kita itu tidak terfikir oleh amal kita sendiri,
tapi seringnya syaitan membuat kita merenungkan berapa tabungan harta yang kita
miliki, padahal tanda orang yang semakin ikhlas, semakin besar ia keikhlasannya
semakin yang mereka khawatirkan itu amal mereka sendiri.
Kisah sahabat :
a.
Abu bakar sidiq ra,
Apa kurangnya beliau berkali-kali
Rasulullah mengatakan kepada Abu bakar bahwa “Innaka min ahlil jannah”. ( Hai abu bakar, sesungguhnya engkau ini
penduduk syurga )
Tapi subhanallah, ketika abu bakar
mendapatkan legimitasi yang luar biasa bahwasannya ia mendapatkan syurga, itu
bukan berarti kemudian abu bakar tidur,
rehat kemudian tidak beramal, tetapi justru semakin banyak tumpah air
matanya karena takutnya ia kepada Allah sampai Aiysah ra mengatakan : Ya
Rasulullah innahu rajulun raqid, ketika Rasulullah ingin menunjuk Abu Bakar
menjadi Imam sampai Aisyah mengatakan : “Ya
Rasulullah innahu rajulun raqid” sesungguhnya abu bakar itu laki-laki yang
lemah, kalau baca alquran pasti nangis, padahal amal beliau adalah amal yang
diterima oleh Allah, begitu tanda diterimanya amal beliau Rasulullah
menyampaikan berkali-kali bahwa “Innaka
min ahlil jannah”.
Tetapi justru semakin diterima amal
ibadahnya Allah mengganti kekosongan hatinya dengan Allah mengisi rasa takut
dan khawatir, bahwasannya amal yang ia kerjakan belum tentu diterima oleh Allah
sehingga mereka tidak pernah letih didalam beramal mengganti dari yang wajib
diganti dengan amalan sunnah dan disempurnakan dengan perkara-perkara yang
lain.
b.
Umar Bin Khattab ra,
Apa kurangnya umar bin khattab,
Orang yang diberitahukan pernah diatas Gunung uhud, ketika uhud itu bergetar .
Rasulullah SAW mengatakan bahwasannya
Umar itu menjadi salah satu dari orang yang akan syahidan, siddiq, “Tenanglah
engkau wahai uhud susungguhnya diatasmu ada orang sidiq dan syahidan, siapa ?
Umar bin Khattab dan ustman bin Affan “
Rasulullah pernah memberitahukan syurga
ketika sedang duduk, hadist riwayat Muslim, lalu kemudian Rasulullah katakan
kepada sahabat untuk memberitahukan umar , “ absyir lahu bia annalahul Jannah “
katakan kabar gembira kepadanya sesungguhnya allah telah memberikan syruga
kepada Umar.
Tapi subhanallah apakah kemudian umar
berhenti untuk beribadah, TIDAK !!
Justru rasa takutnya bertambah.
Ibnu Jauziah menerangkaan didalam
kitabnya bahwa : sesungguhny aumar bin khattab itu di pipinya “ Kanal khattani asywadani min kasyratil
buka, min khosyatillah” sesungguhnya Umar bin khattab kalau kamu perhatikan
orangnya kamu akan dapatkan umar bin khattab ada ada 2 garis menghitam dibawah
kedua matanya , kenapa karena min
kasyratil buka, min khosyatillah, tidaklah menghitamnya pipinya Umar bin
khattab kecuali adalah karena banyaknya beliau menangis karena takutnya ia
kepada Allah.
Orang yang semakin tinggi amalnya, orang
yang semakin ikhlas, para ulama mengatakan sungguh tanda diterimanya Allah akan
jadikan ia lebih sibuk untuk memikirkan bagaimana kekurangan dirinya, sehingga
dia tidak pernah mersa cukup dengan yang wajib, maka ia akan menambhanya dengan
yang sunah.
Orang yang merasa ramadhannya belum
tentu diterima oleh Allah maka dia akan
menambah dengan puasa sunnah, makanya kenapa puasa syawal itu sampai 6 hari,
saya melihatnya mungkin ini tanda untuk menjawab rasa orang yang khawatir kalau
ramadhannya itu tidak diterima oleh Allah.
c.
Abu Hurairah,
Ketika akan meninggalkan dunia,
bercucuran air mata, sampai anaknya mengatakan “ Wahai abu Hurairah apa yang
menyebabkan engkau menangis ?”
Abu Hurairah mengatakan : “tull shafar,
qillatul A’mal” sesungghunya wahai anakku perjalanan yang akan ditempuh ayahmu
itu begitu panjang tanpa batas, dan sedikit amal yang dikerjakan oleh ayahmu
ini.”
Padahal seoran gAbu Haurairah, meladzimi
Rasulullah setiap harinya, tinggal di suffah yaitu bersambung dengan masjid
karena tidak memiliki rumah, senantiasa menyampaikan hadist kepada para
sahabat, itupun ketika beliau akan meninggal dunia yang beliau khawatirkan
adalah amalannya.
Orang yang semakin diterima amal
ibadahnya, itu akan menjadikan ia semakin khawatir , kita selaku alumni ramadhan
pu sama kalau kemudian Allah terima amal ibadah kita dibulan ramadhan justru
Allah akan buat rasa khawatir didalam diri kita, inilah yang menjadikan para
sahabat kalau sehabis mengerjakan Ramadhan kemudian mereka saling mengucapkan
Doa, “ Taqaballahu minna waminkum”. (semoga Allah menerima amalan saya dan
engkau).
Karena mereka tahu beratnya amal
diterima oleh Allah, saking mereka mengetahui beratnya amal itu diterima lalu
kemudian mereka saling mendoakan supaya mudah-mudahan diterima oleh Allah.
Mungkin ada yang bertanya semacam ini,
bukankah itu tanda suudzon kita kepada Allah, kalau kita berfikir tidak
diterima amal kita pada Allah bukankah Rasulullah bersabda : “Allahu inda dhonni abdihi” sesungguhnya
Allah itu beserta prasangka hambanya.
Kalau kita berfikir tidak diterima , ya
tidak diterima beneran..
Nah, ini itu bukan Suudzon sama Allah,
ini namanya Khauf, kita kemudian takut
dan khawatir, bapak – bapak mungkin punya anak kelas 3 SMP atau SMA, pasti
mereka takut dan khawatir.
Apa yang mereka takut dam khawatirkan ?
yaitu tentang UJIAN NASIONAL,
1.
setiap tahun standar nilai bertambah,
2.
Mereka mendengar berita bahwa tidak semua orang
yang mereka pintar itu mereka akan lulus dalam ujian nasional.
Berapa banyak orang-orang pintar yang
kemudian tidak lulus dalam ujian nasional.
3.
Mereka khawatir perjalanan mereka belajar selama
3 tahun hanya ditentukan selama ujian 3 hari,
APA yang terjadi jika kemudian siswa
tersebut menjadi siswa yang takut, kalau takutnya benar ia akan belajar lebih
banyak.
Waktu siang yang biasa dipakai untuk
tidur ia akan pakai untuk belajar,
Sore hari yang gak biasa pakai untuk
kursus ia pakai untuk kursus,
Malam hari yang yang gak biasa private,
ia pakai untuk private,
Kenapa semacam itu, karena semakin besar
rasa takut dan khawatir muncul dihatinya semakin ia bertambah belajarnya.
Pada hakikatnya inilah cara Allah
menerima amal kita yang kita kerjakan, Allah akan memberikan rasa takut dan
rasa takut itu akan mendorong diri kita untuk supaya lebih taat sebagaimana
rasa takutnya anak SMP/SMA ketika ia takut akan tidak lulus ujian, semakin
banyak ia akan belajar.
Orang yang pintar apakah ketika akan
ujian nasional tidak belajar ?? tidak malah ia justru semakin banyak belajar.
Sama pula ketika ada orang yang banyak
diterima amalnya, qiyasnya adalah semacam itu.
Rasa takut dan khawatir itulah yang
mendorongnya untuk tidak pernah letih dalam dalam beramal dan tidak pernah
cukup untuk beribadah kepada Allah.
Rasulullah sampaikan dalam hadistnya
yang shohih, “oran mukmin itu sifatnya banyak,
tetapi salah satu sifat diantara orang mukmin itu apa, mereka itu tidak akan
pernah kenyang mendengarkan pendengaran kebenaran, ilmu, ketaatan, sampai
mereka menapaki kakinya diatas syurga baru mereka akan merasa cukup untuk
beramal.”
Orang yang khawatir dan takut setidaknya
akan mereka lakukan adalah :
1.
Berdoa
Banyak-banyaklah kita selepas ini
meminta agar Allah menerima amalan kita,
Nabi ibrahim saja yang disebut
Cholilullah (Kekasih Allah), beliau ketika habis membangun ka’bah, kemudian
beliau berdoa mengangkat tangan “Rabbana
taqqabal minna” ya Allah terimalah apa yang telah kami lakukan.
Padahal Nabi padahal Chlillah.
Doa yang senantiasa dilakukan dan
diladzimi Rasulullah ketika Setelah Shalat Subuh adalah, “ Allahumma inni as
aluka ilman nafiian, wa riskan tayyiban, wa amlan mutaqabbalan”
“Ya Allah aku minta kepada mu ilmu yang
bermanfaat, rejeki yang toyiban, dan amalan yang engkau terima.”
Padahal beliau adalah Rasulullah, dan
setiap amalan beliau adalah amalan yang diterima, dan beliau akan ditempatkan
oleh Allah disyurga yang paling tinggi, itupun beliau masih meminta supaya
amalnya diterima oleh Allah terlbih lagi KITA ??
2.
Sikap untuk tidak mencukupkan yang wajib saja.
Jangan pernah kita berfikir terlalu
minimalis, yang penitng saya sholat, zakat, sedekah Haji, Umarah, selesai.
Itu bukan sifat orang Mukmin karena
sifat orang mukmin itu selalu menambakan dengan yang sunah dan ibadah yang
lainya.
III.
Tujuan utama adalah Akhirat.
Jika amalan diteima oleh Allah , mala
Allah akan jadikan hatinya berorientasi untuk akhirat.
Sehingga ketika seorang diterima alam
ibadahnya maka Allah akan membimbing
hatinya untuk berorientasi akhirat dan perminataan akherat mereka lebih banyak
ketimbang dunia mereka. Dan Allah senantiasa mengabulkan permintaan-permintaan
akherat mereka, walaupun terkadang Allah tidak mengabulkan permintaan dunia
mereka.
Pernahkah kita melihat orang yang Shalih
beriman luar biasa, tetapi ketika meminta dunia mereka tidak dikabulkan oleh
Allah, walaupun ada yang dikabulkan ada yang tidak.
Ketika jualan Habbatusauda rugi, jualan
madu tidak pernah untung, merintis bisnis ditipu, tapi orangnya shalih.
Karena memang kalau permintaan dunia itu
tidak selalu dikabulkan oleh Allah,
Ini sekaligus menjadi jawaban buat kita
bahwa ketika Ya Allah apa kurangnya saya beribadah ketika meminta ini dan itu
tidak dikabulkan, karena permintaan dunia itu tidak selalu dikabulkan oleh
Allah dari seorang hamba. Tetapi ketika ia orang yang shalih ketika ia meminta
akhirat Allah kabulkan permintaan akhirat mereka karena KARENA TIDAK ADA
SESUATU YANG SEPADA DENGAN AMAL KECUALI PERMINTAAN AKHIRAT.
Lihat lah para sahabat ketika mereka
menikmati lezatnya iman, maka mereka selalu meminta akhirat
1.
Ubay Bin Kaab
Yang selalu sakit demam ketika sore hari
sampai beliau meninggal.
Karena beliau pernah bertanya kepada
Rasulullah bahwa “apakah betul penyakit demam itu akan menggurkan dosa ?”
Rasulullah kemudian berkata “ya,
janganlah kalian mencela dengan penyakit demam karena sesungguhnya demam itu
menggugurkan dosa”.
Setelah itu Ubay bin Kaab pulang dan
berdoa kepada Allah “ YA Allah berikanlah aku ini demam yang menggugurkan dosa
ku”
2.
Seorang wanita yang diberi penyakit anyan,
“ Ya rasulullah saya sabar terhadap
penyakit ayan saya, tetapi saya meminta kepada Allah agar ketika penyakit
anyannnya kambuh itu tertutup auratnya”
Allah mengabulkan doa tersebut.
3.
Saad bin Muad.
Ketika dalam perang Khandak, tangannya
itu tertancap dengan panah, darah itu sudah mengucur mengalir deras.
Dia berdoa “ Kalau memang bani quraidha,
satu bani Yahudi yang telah berkhianat kepada Rasulullah, itu memang aku harus
selesaikan kewajibanku kepada mereka untk mengadili mereka karena pengkhianatan
mereka kepada Allah, hidupkan dan kuatkanlah aku ya Allah.” Ã permintaannya
berhenti.
Setelah itu, “Ya Allah kalau memang
sudah selesai tugas ku ini, izinkanlah aku ini kembali kepada sisiMu.”
Ketika meninggal dunia Saad Bin Muad, Rasulullah
mengatakan “ sesungguhnya kematiannya mengguncangkan Arsynya Allah.”
4.
Ada arab badui
Ketika Rasululullah membagikan iniloh
Ghanimah, dia mengatakan : “Ya Rasulullah, saya itu kalau berjihad dijalan
Allah tidak untuk mendapatkan ghanimah (padahal ghanimah adalah harta yang
paling halal), saya itu menginginkan ketika saya berjihad itu terkena panah
tepat dikerongkongan saya lalu saya mati dijalan Allah”
Kemudian peperangan datang berikutnya
kemudian Allah memberikannya persis kematiannya terkena panah tepat kearah
kerongkongannya ketika dia menunjukannya kepada rasulullah.
Kemudian dikatakan oleh para ulama bahwa,
orang yang diterima amal ibadahnya maka Allah kabulkan permintaan akhirat
mereka, kadang-kaadang mereka meminta tentang urusan dunia kadang wajar tidak
dikabulkan oleh Allah, karena kalau dunia itu Allah kasih baik orang kafir
maupun bukan kafir , TETAPI permintaan akherat tidak pernah Allah kabulkan
kecuali kepada orang-orang yang Allah pilih dari hambaNYA, dan cara Allah
memilih seseorang itu yaitu dari amal shalih yang Allah terima.
Kisah nyata dari seorang ikhwan yang
habis Umrah, karena pekerjaanya banyak terjadi syubhat.
Oleh karena itu ketika Amal shalih
Ramadhan kita diterima oleh Allah, maka saat kita meminta tentang urusan
akherat semisal istiqomah maka Allah akan kabulkan tersebut, minta sabar.
Salah satu doa indah yang disampaikan
oleh Rasulullah adalah “ Ya Allah janganlah engkau jadikan dunia itu sebagai
obsesi terbesar dalam hidup kami”. (Dunia itu wasilah (sarana) bukan ghayah
(tujuan).
Ini Rasul khawatir terhadap fitnah
dunia.
IV.
Allah akan tambahkan sifat Khudu nya (patuh
terhadap syariat islam tanpa syarat).
Sebagaimana patuhnya kita ketika didalam
bulan Ramadhan itu. Padahal bermacam-macam syariat dibebankan kepada kita
ketika Ramadhan, Shaum / puasa, sahur, tarawih, quran, shodaqah, zakat, dan
apa-apa yang membatalkan puasa maka kita akan tinggalkan.
Ketika haji kita disuruh thowaf 7 kali
tidak ada yang protest karena itu syariat.
Ingatlah bahwa syariat yang Allah
tentukan kepada kita bukanlah televisi layaknya kita meimilih acara mana yang
bagus itulah yang akan kita tonton, maka itu bukanlah tanda orang yang khudu /
patuh.
Karena sesungguhnya iman itu ditakar
dari ketundukan kita kepada Allah, sebagimana pasir putih dengan rasa manisnya.
Jika melihat pasir putih tidak manis,
berarti itu bukan gula, tetapi jika manis itulah guna..
Inilah Iman, orang yang mengaku iman
adalah yang disertai dengan ketundukan kita kepada Allah.
V.
Istiqomah
Untuk menjaga keilmuan dan keistiqomahan
kita,
Datang kemajlis ilm,
Bertemu orang orang sholih
·
Disusun : M. Fahri Apriyanto
Sumber :
Ust. Oemar Mitha,Lc.